Sabtu, 07 Juni 2008

cerita kemarin malam..

pulang dari pekerjaan yang melelahkan namun menyenangkan...

selalu setia, si siti menemani.. memasuki kota Bogor yang sedikit basah..

----
ga sengaja lewat Kantor Walikota... ternyata ada acara, toh!
memperingati HUT Kota Bogor..
wah, beres urusan di gereja.. bole ni mampir sebentar..
----

setelah menempatkan siti di tempat yang aman, aku melangkahkan kaki ke reramaian itu..
sempet lirik kanan lirik kini juga saat melewati padatnya orang berjualan..
SERU.. ada tukang jualan wayang golek, jualan macam-macam makanan, jualan baju, mainan anak-anak, jualan pernak-pernik, jualan kaset, jualan souvenir...
pokonya, ala PASAR MALAMlah..

semakin dekat dengan areal tengah acara.. yang merupakan panggung tidak begitu tinggi..
dilengkapi gamelan dan berbagai alat-alat kesenian sunda..
pasti acara pokoknya wayang golek!
tanya kanan-tanya kiri, menggunakan bahasa sunda yang seadanya...
akhirnya ngerti juga aku.. benar ternyata, orang-orang menunggu pagelaran wayang golek..
tapi...
baru mulai jam 12 malam..
yah.. walaupun ga bisa nonton (besok kerja), tetep SERUlah..

mataku tertuju pada seorang bapak tua..
pakaian sederhana, batik sederhana dan celana bahan kusam..
bukan itu yang membuat mataku tak mau lepas dari sosoknya..

tangan kanannya yang membawa termos merah-silver, ala jadul dan plastik hitam..
niat banget ni orang, nonton!

"Pak, bade ningali wayang golek?" (pak, mau nonton wayang golek)
"Sumuhun neng" (iya neng-panggilan perempuan dalam bahasa Sunda)
basa basi sejenak..
si bapak mempersilahkanku duduk di sebelahnya (di trotoar)..
kami ngobrol-ngobrol seadanya.. obrolan semakin ringan dan santai...
si bapak mulai membakar rokonya, dji sam soe..
lalu membuat kopi (menggunakan gelas plastik, bekas AQUA, lalu diaduknya menggunakan plastik bekas sachet kopi yg sudah dilipat)
dan ternyata kopi itu untukku.. si bapak memaksaku untuk meminum kopi buatannya itu.. dengan alasan, jarang-jarang ada perempuan kota (ini murni berdasarkan ungkapan bapak itu) yang mau ngobrol dengannya..
hahaha.. OKlah, kapan lagi menikmati kopi ala rakyat..

"Pak, memang bapak sering nonton wayang golek disini?"
"Setiap tahun, neng"
"Wah, setiap tahun rame gini ga, pak?"
"Neng, ini mah jam 10 juga udah pada bubar... anak-anak ini cuma mau janjian sama temen-temennya, pada pacaran.. Kalo wayangnya mah yang nonton paling cuma 20 orang.."
"OOOO.."

bener juga ya...
akupun kalau diminta nonton sesuatu yang ga aku ngerti, pasti bosen..

IRONIS..
bahkan untuk perempuan yang mengaku pencinta kebudayaan Indonesia inipun..
aku masi menilai diriku PAYAH!

----
teng kulihat jam tanganku, jam 10...

aku pamitan ke si bapak... sambil mengucapkan beribu terima kasih untuk obrolan dan segelas kopinya..

bersamaan dengan itu, aku lihat kerumunan manusiapun mulai berkurang..
pulanglah kami..
pulanglah aku..
menyisakan sehimpun kecil orang-orang tua yang mengerti, mencintai dan menghargai kebudayaan nenek moyangnya...

IRONIS!!

Tidak ada komentar: